
Saat melihat mereka mulai pergi dan melenyap dari pandangannya, disitulah dia merasa sangat marah, sangat bingung, kenapa hal itu bisa terjadi??? beribu tanda tanya muncul dibenak vanya. Seakan-akan ia ingin mengutuk saudaranya itu menjadi seekor kucing, kemudian kucing itu ditabrak lari oleh pengendara sepeda motor dan tubuhnya hancur berserakan dimana-mana tanpa ada seorangpun yang menolong. Itupun masih belum cukup bagi vanya, ia terlalu marah dengan kenyataan yang terjadi. Tiba-tiba ia berubah menjadi psikopat yang kejam, ia memikirkan apa yang akan mereka lakukan berdua disana? apakah mereka akan bermesra-mesraan layaknya sepasang kekasih? ataukah yang lain? Sakit sekali dadanya merasakan hal itu, ia benar-benar ingin membunuh dan menguliti wanita itu.
Harinya berubah kelabu, seakan-akan semua orang memandangnya dengan pandangan iba, awan menjadi mendung setiap hari, dan hidupnyapun terasa begitu mengerikan. Tak habis-habisnya ia memikirkan hal yang sedang terjadi padanya. Disepanjang jalan yang ia lewati berubah menjadi titian panjang yang tak habis-habis. Pikirannya terbang bersama angin menuju langit tingkat tujuh, ia bagaikan zombie yang berjalan menyusuri jalan kota. Semua mata bingung melihat gadis berambut panjang itu. Dan ketika sebuah bus tepat dihadapannya, barulah iya sadar dan menjerit sekeras-kerasnya.
Badannya terasa dingin ketika matanya melihat jendela terbuka yang membiarkan angin menguasai kamarnya. Keringat dingin membasahi tubuh kemudian ia menarik nafas lega dan ternyata semua itu hanya nightmare saja.